Jusman, kepala desa Karama, mendapat kecaman karena tindakan perselingkuhan yang dianggap keterlaluan dan bukan kali pertama kedapatan. Warga merasa kecewa dan resah, menganggap bahwa perilaku Jusman telah merusak citra Desa Karama. Asdar Sakka, seorang warga, mengakui bahwa kabar perselingkuhan tersebut telah menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat.
Tindakan protes mencakup penyegelan kantor desa dan penghapusan foto Jusman sebagai bentuk ekspresi kekecewaan warga. Koordinator aksi, Asdar, menyatakan bahwa masyarakat menuntut Jusman untuk segera mengundurkan diri atau dicopot dari jabatannya sebagai kepala desa. Warga memasang kain putih bertulis “Kantor ini Disegel Warga” sebagai simbol protes mereka terhadap kepala desa.
Situasi ini mencerminkan ketidakpercayaan warga terhadap Jusman dan menggambarkan dorongan mereka agar kepemimpinan desa diserahkan kepada individu yang dianggap lebih dapat menjaga integritas dan moralitas. Keberatan warga terhadap kepala desa menciptakan ketegangan dalam komunitas, menandai peristiwa yang mengguncang kedamaian Desa Karama.(*)