LASKARINFO.COM, BULUKUMBA — Pengadaan bibit kelapa di Kecamatan Herlang disorot warga. Pengadaan bibit kelapa tersebut terindikasi dugaan mark up anggaran.
Salah seorang warga Desa Tugondeng, Hery menyebutkan bahwa dirinya sempat merasa jengkel melihat pembagian bibit kelapa di desanya. Dia menyaksikan sendiri bibit yang dibagikan tersebut tidak memiliki label.
Lebih lanjut Hery mengatakan bahwa, keluarganya juga menerima bantuan bibit kelapa tersebut.
“Ini juga saya sempat jengkel melihatnya. Karena ada 9 pohon bibit yang sampai ke rumah dengan tiga orang penerima dengan masing-masing 3 pohon. Dari 9 pohon itu, satu pun tidak memiliki label,” kata dia.
Dia meragukan bibit kelapa tersebut hanya beberapa pohon yang dijadikan sampel label. Harga yang dipatok per pohon bibit kelapa juga dianggap terlalu tinggi di RAB, yakni Rp. 75 ribu. Setelah dicek di penangkaran, ternyata harga bibit hanya Rp 35 ribu per pohon.
“Ini seolah rakyat di jadikan Lahan bisnis,” pungkasnya.
Dia menjelaskan, dalam proses pembagian bibit kelapa, kondisi label tidak terpasang di bagian bibit kelapa. Hanya dipegang oleh penerima bantuan. Hery menduga setelah sesi dokumentasi label bibit tidak dibawa pulang.
“Nah ini yang kita tidak tahu, apakah bibit yang tidak berlebel ini apakah sudah lolos pemeriksaan dari pihak pertanian atau tidak. Andai Semua punya lebel ya tidak di ragukan,” kata dia.
Ditanya soal harga bibit kelapa, Hery mengungkapkan bahwa jelas ada dugaan mark up anggaran.