LASKARINFO, BULUKUMBA — Meskipun zaman dan teknologi berubah, radio tetap bertahan dan masih menjadi daya tarik bagi penggemarnya. Bahkan ketika teknologi hadir, nasib radio digadang-gadang banyak orang, radio akan mati lantaran kalah saing. Lantas, bagaimana nasib radio di era industri penyiaran?
Program Director Radio SPLFM, Saiful Alief Subarkah, menilai eksistensi radio terus bertahan walaupun dinamika media penyiaran terus berubah. Sebagai media penyiaran tertua, siaran radio masih banyak ditunggu masyarakat. Namun begitu, model kontennya harus menyesuaikan dengan perubahan yang ada.
“Karena radio tidak bisa hanya tetap mengandalkan pola lama dalam aktifitas siarannya tapi harus bertransformasi ke dunia penyiaran yang baru. Meskipun demikian, radio harus tetap menjadi sarana informasi,edukasi yang kredibel kepada pendengarnya,” kata Saiful Alief Subarkah di acara coffe day bersama awak media, Jumat ( 10/02/2022 )
Hal lain kata Saiful Alief kenapa radio tetap bertahan pada situasi sekarang?, karena peran sentral dari pengelola radio itu sendiri yang terus berbenah untuk melakukan perubahan aktifitas penyiarannya sesuai tuntutan zaman. Pendengar tidak lagi hanya mendengarkan radio lewat frekuensi tapi siaran radio bisa didengarkan melalui smartphone.
“Hal ini menjadi modal untuk radio tetap eksis dan berkontribusi di era industri penyiatan saat ini. Radio itu tidak ada matinya. Radio tetap ada di setiap zaman, bahkan dengan hadirnya teknology penyiaran radio terus berbenah demi mempertahankan eksistensinya kepada khalayak pencinta radio serta tetap mempertahankan pola siaran yang berbasis kearifan lokal,” Kata Saiful Alief Subarkah.