Turut hadir pula dalam kesempatan itu adalah Founder Bosowa Corp, Aksa Mahmud. Dia memberikan apresiasi pada kuliah umum itu. Menurutnya, kuliah umum ini membuka ruang diskusi untuk mencari solusi yang lebih komprehensif dengan kacamata akademisi.
“Diskusi seperti ini sangat penting. Ini perlu untuk membuka nalar kita tentang keresahan-keresahan yang ada,” kata dia.
Dia juga berharap, Unibos bisa melahirkan pemimpin-pemimpin dunia dari diskusi yang terbangun saat ini. Oleh karena itu, dia berjanji akan mengajak seluruh ketua BEM untuk berkumpul kembali dan membangun diskusi bersama-sama.
“Jangan berhenti beraktivitas. Karena hanya orang yang membaca dan belajar yang bisa terus bangkit,” jelas dia.
*Harmonisasi di Bantaeng*
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unibos, DR Andi Burhanuddin membeberkan alasan mengapa memilih Ilham Azikin sebagai narasumber dalam diskusi itu. Dia menyebut, salah satu alasan memilih Bantaeng sebagai lokus diskusi adalah karena daerah ini salah satu daerah yang paling harmonis.
“Bantaeng ini begitu harmony. Masyarakatnya begitu tenang. Sepertinya setiap perhelatan Pilkada atau pemilu, Bantaeng ini daerah paling tenang di Sulsel,” jelas dia.
Dia mengatakan, harmonisasi yang terjadi di Bantaeng ini menandakan Bantaeng sebagai daerah yang demokratis. Menurutnya, masyarakatnya memiliki kecenderungan untuk bersikap lapang dada terhadap hasil-hasil pemilihan yang demokratis.
“Karena kondisi daerah yang begitu harmonis ini, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa naik. Salah satunya karena masyarakatnya tidak pernah risau dengan gejolak politik,” jelas dia.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengajak kepada semua akademisi untuk membantu pendidikan politik. Dia berharap, masyarakat tidak terjebak dalam demokrasi dalam artian teknis.
“Kita jangan terjebak bicara demokrasi dalam artian teknis. Padahal ada tanggung jawab akademik, kampus hari ini memiliki tugas untuk bersama-sama membangun kekuatan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” jelas dia.(*)