Selain Putra Sibara Kelompok Nelayan yang merasakan kenaikan produksi secara signfikan adalah Kelompok Tiga Putra dengan persentasi kenaikan produksi sebesar 75,3 persen.
Menurut Ketua Kelompok Tiga Putra Bapak Safaruddin setelah mendapatkan bantuan rumpon jumlah tangkapan ikannya semakin meningkat.
Angka terendah hasil tangkapan ikan ada pada kelompok nelayan Cahaya Berkah Hermansyah yaitu hanya 0,6 ton per trip sebelum menerima bantuan dan 0,9 ton per trip setelah menerima bantuan. Hal ini dikarenakan rumpon bantuan yang diterima sudah putus sebanyak 3 unit dari 6 unit yang diberikan.
Sementara itu Kelompok Nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan ikan yang paling tinggi adalah Kelompok Rahmat Ilahi yaitu 4,5 ton per trip sebelum menerima bantuan dan 7,6 ton per trip setelah menerima bantuan.
Namun demikian, Yusli mengakui bahwa memang tidak semua bantuan yang 293 unit rumpon itu berhasil.
“Tentu ada yang putus sehingga tidak menghasilkan dan lain sebagainya. Namun itu sifatnya kasuistik dan tidak berlaku umum. Jadi peningkatkan 3,7 ton itu adalah angka rata-rata bukan angka orang per orang,” tambahnya.
Adapun distrubusi bantuan rumpon oleh Dinas Perikanan didistribusikan pada Kecamatan Pesisir. Meski dari 10 kecamatan di Bulukumba ada 7 yang merupakan kecamatan pesisir namun ada 1 kecamatan pesisir yang tidak mendapat porsi bantuan rumpon yaitu Kecamatan Ujung Loe. Hal ini karena fokus usaha perikanan di kecamatan ini adalah budidaya tambak sementara nelayan yang ada umumnya merupakan nelayan kecil yang selama ini belum menggunakan rumpon.
Sementara wilayah kecamatan yang paling banyak mendapat bantuan rumpon adalah Kecamatan Herlang sebesar 41 persen disusul oleh Kecamatan Kajang 16 persen dan Bonto Bahari dan Bontotiro 12 persen.
Data ini sesuai dengan karakter nelayan karena nelayan di kecamatan tersebut merupakan nelayan purse seine dan pancing ulur yang sangat membutuhkan rumpon dalam melakukan penangkapan ikan.
Mencermati hasil survey tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa program 1.000 rumpon yang merupakan salah satu program unggulan periode permerintahan ini memberi dampak signifikan terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan nelayan Bulukumba karena program 1.000 rumpon tidak hanya memberi kepastian wilayah penangkapan ikan, namun juga untuk mendekatkan ikan-ikan ke wilayah perairan Bulukumba sekaligus menyehatkan kembali ekosistem laut.
Dengan mendekatkan ikan dan memulihkan kembali kondisi ekosistem laut maka nelayan dengan sangat mudah untuk menangkap ikan, karena mereka sisa menangkap ikan di serambi perairan.
Dampaknya biaya operasional kapal semakin berkurang dan nelayan kecil yang tidak memiliki sumberdaya kapal besar dapat menikmati hasil yang sama.
Adapun jumlah rumpon yang telah dilarungkan sejak tahun 2021 -2023 yaitu sebanyak 293 unit dan pada tahun 2024 akan dilarungkan kembali sebanyak 325 unit yang dibagi kedalam jenis rumpon sebagai berikut:
1. 100 unit rumpon permukaan
2. 100 unit rumpon layang
3. 125 unit rumpon dasar
Dinas Perikanan juga terus melakukan perbaikan dari program 1.000 rumpon ini, mengingat ada beberapa faktor penghambat seperti regulasi jarak antar rumpon dan efektifitas rumpon dalam menjalankan fungsi sebagai pengumpul ikan, tempat mencari makan, tempat memijah dan sebagai tempat berlindung (rumah ikan).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Dinas Perikanan kemudian mengkaji dan meriset secara sederhana bagaimana program 1.000 rumpon ini dapat memberikan kepastian lokasi penangkapan, mendekatkan ikan ke perairan Bulukumba dan memulihkan ekosistem serta meningkatkan hasil produksi.
Berdasarkan hasil kajian Dinas Perikanan dibuatlah 3 konsep rumpon sebagai berikut:
1. Rumpon Permukaan yang berfungsi untuk mengumpul ikan dan memberi kepastian lokasi tangkapan ikan.
2. Rumpon Layang (Hutan Laut) berfungsi untuk mengumpul ikan, tempat makan dan memijah ikan-ikan dan memulihkan ekosistem
3. Rumpon Dasar berfungsi sbagai rumah ikan, menumbuhkan polip (bibit) karang, tempat memijah dan berlindung bagi ikan, tempat meningkatkan kembali populasi ikan sehingga dapat memulihkan ekosistem.
Penulis: Sau