Pada jam enam sore waktu setempat, suhu di Danau Tefe bahkan mencapai lebih dari 39 derajat Celsius. Suhu yang sedemikian tinggi dianggap sangat ekstrem, karena suhu 37 derajat saja sudah dianggap sebagai pemandian air panas bagi manusia. Kondisi cuaca ekstrem ini menjadi semakin umum di Brazil dalam beberapa bulan terakhir, sebagian besar karena perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan fenomena El Nino.
Sementara itu, wilayah selatan Brazil mengalami banjir parah akibat hujan badai yang deras, sementara wilayah timur mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang dahsyat. Ketinggian air di sungai terbesar di dunia, Amazon, telah turun mencapai 30 centimeter setiap harinya selama dua minggu terakhir. Total pengeringan wilayah tersebut tahun ini mencapai 7,4 meter, dan kedalaman air di Manaus saat ini lebih rendah 4,4 meter dari puncak musim hujan.
Kejadian ini dianggap sebagai suatu kejadian yang sangat tidak biasa oleh para ahli biologi setempat. Lumba-lumba di Amazon dianggap sebagai indikator kesehatan sungai yang sangat penting bagi mereka yang tinggal di sepanjang tepi sungai. Keberlangsungan hidup lumba-lumba dan ekosistem Amazon menjadi semakin terancam oleh perubahan cuaca yang drastis. Awal bulan ini, nelayan di Marechal Thaumaturgo, negara bagian Para, bahkan harus menyelamatkan dua lumba-lumba yang terperangkap dalam jaring karena permukaan air Sungai Jurua turun menjadi hanya 2,3 meter.