Ketua Lembaga pengembangan pesantren (LP2) PP Muhammadiyah, Prof DR Qowaid memberikan apresiasi terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Bantaeng. Dia memberikan apresiasi itu dan menyebut Bantaeng adalah salah satu daerah terbaik di Sulawesi Selatan.
“Pertumbuhan ekonomi di Bantaeng ini sangat pesat. Ini hebat. Tidak semua daerah bisa melakukan yang seperti ini. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19,” jelas dia.
Dia juga memberikan apresiasi untuk program satu desa, satu hafidz. Dia menyebut, ini adalah sebuah program yang luar biasa yang bisa melahirkan generasi-generasi yang kuat di Bantaeng.
“Saya dengar, tahun-tahun akan datang sudah menjadi satu dusun, satu hafidz. Ini juga program luar biasa. Bisa saja di tahun mendatangnya lagi, jadi satu family, satu hafidz,” kata dia.
Kampus di Bantaeng
Dalam kesempatan itu, Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin juga menantang pengurus Muhammadiyah untuk ikut membangun kampus di Bantaeng. Dia menyebut, Bantaeng siap menjadi kampus ke 14 yang dimiliki Muhammadiyah.
“Kami siap jadi tempat kampus ke-14 yang ada di Sulsel. Saya tantang ki ini, untuk bangun kampus di Bantaeng,” kata dia.
Ilham Azikin menyebut, Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting di Bantaeng. Dia mengatakan, pada saat Pandemi Covid-19, Muhammadiyah juga ikut andil dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM di Bantaeng.
“Pertumbuhan ekonomi yang capai 8,8 persen ini tidak mungkin bisa kita raih tanpa peran Muhammadiyah juga,” kata dia.
Dia juga menyebut, Universitas Muhammadiyah melalui fakultas kesehatan baru-baru ini telah melakukan penelitian di Bantaeng terkait tingkat kekebalan masyarakat Bantaeng terhadap Covid-19. Dari hasil penelitian itu, disebutkan jika tingkat kekebalan masyarakat Bantaeng saat ini sudah mencapai 95 persen.
“Ini berdasarkan riset dan penelitian. Kita berada di tingkal kekebalan masyarakat yang mencapai 95 persen,” kata dia.
Ketua Lembaga pengembangan pesantren (LP2) PP Muhammadiyah, Prof DR Qowaid juga mengaku akan siap untuk ikut mendorong lahirnya kampus Muhamadiyah di Bantaeng. Tidak hanya kampus, pihaknya juga akan mendorong terciptanya pesantren-pesantren baru di Bantaeng.
“Saya berharap di Sulsel ini bertambah pesantrennya,” kata dia.
Dia juga menyebut, kemah tahfidz yang digelar di Bantaeng ini adalah satu-satunya di Indonesia. Oleh karena itu, dia akan menjadikan kemah Tahfidz ini sebagai percontohan untuk daerah lain yang ada di Indonesia.
“Kami akan mengusulkan pola yang hampir sama dengan yang ada di Sulsel ini,” kata dia.(*)