Sementara itu, Gedung Ammatoa, yang disebut TSY menghabiskan Rp50 miliar, hingga saat ini masih dalam tahap pembangunan struktur dengan anggaran Rp18 miliar.
TSY juga menyebut anggaran pembangunan tribun Lapangan Pemuda sebesar Rp15 miliar, padahal faktanya hanya Rp1,9 miliar. Untuk proyek Pantai Merpati, TSY mengklaim menghabiskan Rp50 miliar, sedangkan anggaran sebenarnya adalah Rp25,1 miliar.
Selain itu, terkait Pasar Sentral yang disebut TSY dianggarkan Rp50 miliar, faktanya proyek tersebut mencapai Rp59 miliar.
H. Patudangi juga menyoroti klaim TSY terkait distribusi pupuk.
Berdasarkan data dari Pemkab Bulukumba, alokasi pupuk subsidi di Kecamatan Gantarang cukup memadai. Hingga November 2024, realisasi pupuk Urea mencapai 3.140.600 kg dari alokasi 3.285.984 kg, dengan sisa 145.384 kg. Sedangkan pupuk NPK terealisasi 2.353.200 kg dari alokasi 2.800.133 kg, dengan sisa 446.933 kg.
Ia menegaskan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, tidak hanya memberikan bantuan sesaat.
“Pembangunan harus tuntas dari hulu ke hilir. Contohnya di bidang perikanan, tidak hanya bantuan perahu, tapi juga dukungan seperti rumpon, kolam labuh, TPI, dan fasilitas UMKM agar hasilnya berkelanjutan,” jelas H. Patudangi.
Program pemerintah juga mencakup penyediaan bibit unggul di sektor pertanian serta penguatan UMKM untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut H. Patudangi, pemerintah hadir mendampingi masyarakat dari proses hingga hasil, bukan sekadar hadir di akhir.
“Kita ingin memastikan pembangunan tidak hanya selesai secara fisik, tetapi juga berdampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat Bulukumba,” tutupnya.