JMS Bahas Perang Gajah saat Kampanye, Ustaz Ganteng Nilai Tidak Konteks dan Provokatif

Andi Ningrat, salah satu ustaz muda di Kabupaten Bulukumba

 

Pemuda yang akrab disapa Ustaz Ganteng juga mempertanyakan implikasi dari pernyataan JMS. Jika pendukung JMS diibaratkan sebagai burung Ababil, maka siapa yang dianggap sebagai pasukan bergajah?

 

Ia mengingatkan, tidak satupun warga masyarakat maupun calon pemimpin di Bulukumba yang memiliki sifat sombong, angkuh, iri hati seperti raja Abrahah.

 

 

Pernyataan JMS dianggap tidak hanya menimbulkan kontroversi tetapi juga berpotensi menggerus kepercayaan publik terhadap politik sebagai proses demokrasi yang damai.

 

Andi Ningrat menegaskan bahwa Pilkada harus menjadi simbol integrasi, bukan pertentangan. Ia mengingatkan bahwa demokrasi tidak seharusnya digunakan untuk menyebarkan narasi yang memecah belah, tetapi sebagai arena untuk berlomba dalam kebaikan.

BACA JUGA:   Pengurus DPD Partai Demokrat Sulsel Hadiri Pleno Pengusulan Calon Ketua PAC di 10 Kecamatan

 

Menurutnya, Pilkada bukanlah arena perang, melainkan wujud partisipasi rakyat dalam menentukan masa depan daerah.

 

“Mari kita jaga suasana kondusif dan aman menjelang hari pencoblosan pemilihan kepala daerah, Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan kita menjatuhkan untuk naik, merendahkan untuk dihormati, tetapi beliau mengajarkan kita sikap saling menghargai dan menjaga tali persaudaraan,” terangnya.

 

Andi Ningrat menambahkan, lebih baik berbaju hitam tapi hatinya bersih , dari pada berbaju putih tapi hatinya hitam.