Analis Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulsel, Riki Winatha menambahkan bahwa persentase penerimaan PAD dari kanal digital untuk Kabupaten Bulukumba masih sangat rendah. Utamanya dari sektor pajak.
Untuk sektor retribusi, retribusi pintu masuk kawasan wisata Bira sudah membukukan sekitar 30 juta dari kanal QRIS. Melihat persentase penerimaan yang masih sangat kecil, maka Bank Indonesia datang langsung ke Bulukumba untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi.
Adapun realisasi QRIS Person To Government (P2G) sepanjang Januari-Agustus 2022 baru mencapai Rp31,8 juta. Realisasi tersebut masih didominasi oleh Retribusi Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga Bulukumba.
“Jumlah ini juga jauh lebih kecil dibandingkan nominal QRIS General yang mencapai hingga lebih dari Rp1 Milyar per bulan,”terang Riki.
Meski demikian, Riki mengungkapkan bahwa, Bulukumba berada pada urutan ke-8 se Sulawesi Selatan untuk kategori penerimaan QRIS Retribusi terbanyak.
Sekda Bulukumba Ali Saleng menyampaikan potensi penerimaan retribusi dari sektor pariwisata sangat besar, oleh karena itulah elektronifikasi untuk pariwisata sudah dimulai sejak tahun 2018.
“Langkah utama yang dilakukan yaitu menarik sistem karcis dan mengganti dengan elektronifikasi,” ungkapnya.
Setelah mengadakan pertemuan dengan Bupati, Bank Indonesia melanjutkan dengan kegiatan sosialisasi Social Experimen untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat Bulukumba tentang pembayaran digital.
Social Experimen pertama kali diadakan di ruang rapat Bupati dengan sasaran ASN yang ada di lingkup Pemda Bulukumba. Setelah itu dilanjutkan ke Pasar Cekkeng.
Keesokan harinya, Sabtu, 17 September 2022 di lanjut di Pasar Sentral Bulukumba. Acara sosialisasi kemudian dilanjutkan di kawasan Wisata Tanjung Bira yang menyasar pengunjung serta peserta dari acara Bira Sunset Run yang menjadi bagian dari Festival Pinisi 2022.(*)